Jumat, 09 Desember 2011

Sinta Tri Kartika Sari...

.....

Hay Frend...Perkenalkan Nama ku Sinta Tri Kartika Sari,, biasa dipanggil Sinta. Aku lahir 17 Th yang lalu. Tepatnta 15 September 1994. Aku anak ke tiga dari Tiga bersaudara. Kakak*ku perempuan semua..Aku menjadi anak yang paling di Manja di keluargaKu:)hhe. Sekarang aku bersekolah di SMA N 1 Geger tepatnya di kelas XII A3.. Aku punya banyak teman..Aku punya banyak sahabat yang sayang kepadaku..Aku orangnya asyik..jd jangan takut berteman denganku..hhe.


Kesenian Ludruk

 LUDRUK


Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, etc).
Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari REmo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerakan "Pak Sakera", seorang jagoan Madura.
Kartolo adalah seorang pelawak ludruk legendaris asal Surabaya, Jatim. Ia sudah lebih dari 40 tahun hidup dalam dunia seni ludruk. Nama Kartolo dan suaranya yang khas, dengan banyolan yang lugu dan cerdas, dikenal hampir di seluruh Jatim, bahkan hingga Jateng.
Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jateng. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.

Minggu, 27 November 2011

Tari Piring Dari Sumatra Barat..

Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tariMinangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan[1]. tradisonal di

Sejarah

Pada awalnya, tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang dinamis.
Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi tari piring tidak lagi digunakan sebagai ritual ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa. Akan tetapi, tari tersebut digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.

Gerakan

Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.


KESENIAN Ondel-ondel asLi Jakarta

Ditengah hiruk-pikuknya kotaJakarta,terdapat daya tarik hiburan malam disudut jalan kemayoran tempat aku tinggali sekarang bernama kesenian ondel-ondel. Entah mengapa diberi nama Ondel-ondel. Yang pasti setiap malam jam 7 malam tepatnya di lingkaran alun-alun mini depan Masjid Akbar didaerah rusun Kemayoran Jakarta Pusat perarakan ondel-ondel seperti tak pernah ketinggalan.
Mendengarkan alunan musik, 2 boneka dengan bagian wajah berupa topeng atau kedok, dihiasi rambut kepala dibuat dari ijuk menari melenggok ditengah kerumunan masyarakat bak semut mengkeburuti gula. Anak-anak merasa terhibur,namun tidak jarang pula yang menangis karena ketakutan oleh bentuknya yang tinggi besar.

 Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80cm, terbuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa,sehingga mudah dipikul dari dalamnya.Wajah ondel-ondel laki-laki dicat dengan warna merah,sedangyang perempuan dicat dengan warna putih.
Boneka besar tersebut memang dipercaya sebagai simbol nenek moyang yang menjaga anak-cucunya yangmasih hidup. Dengan kata lain, ondel-ondel juga dipercaya untuk mengusir rohjahat setiap ada hajatan .Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halusyang gentayangan.
Kini fungsi ondel-ondel telah berubah, aktivitask esenian rakyat yanga di luhung menjadi aktivitas seni yang murah meriah. Dimana boneka yangmempunyai sejarah panjang menjadi pemanis aktivitas santai pada waktu malamhari, dimana ondel-ondel menjadi teman untuk waktu santai masyarakat yang laginongkrong. Selain itu juga ondel-ondel masih bertahan dengan performance yangdihadirkan pada waktu  pesta- pesta rakyat atauuntuk penyambutan tamu terhormat. Misalnya pada peresmian gedungyang baru selesai dibangun.
Betapapun derasnya arus modernisasi,ondel-ondel ternyata masih tetap bertahan dengan wajah yang sama diera yang berbeda. Namun eksistensinya melahiran perubahan. Dengan perubahan waktu boneka tersebut mengalami pergeseran nilai esensial yang diusng tak lag isebagai aktivitas kesenian penuh dengan nilai social melainkan menjadi penghias kota Jakarta hingga kini. Keseniaan merupakan simbol dari bentuk pengungkapan atau pesan ,karena didalamnya mengandung muatan tontonan ,tuntunan, dan tuntutan. Keberadaan budaya Betawi mempunyai beragam bentuk dan corak yang khas, diantaranya ondel- ondel. Keseniaan yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakatnya dan patut untuk membumikan  kembali.

Rabu, 23 November 2011

Nahh,, sekarang saatNya kita Bahas Kesenian DONGKREK Dari MADIUN..

Suara krek menjadi ciri khas kesenian yang satu ini, suara krek berasal dari alat musik yang di sebut korek, karna memang menghasilkan suara krek makanya alat musik satu ini namanya korek. Bentuknya sangat sederhana kayu bujur sangkar, di satu sisinya ada tangkai kayu bergerigi yang bila digesek berbunyi krek. iringan suara krek berpadu dengan bunyi kendang yang di tabuh secara beriringan menjadikan perpaduan musik yang sangat sederhana.

Asal

Seni dongkrek lahir sekitar tahun 1867 di Kecamatan Caruban yang saat ini namanya berganti menjadi Kecamatan Mejayan, kabupaten Madiun. Kesenian itu lahir di masa kepemimpinan Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro yang menjadi demang (jabatan setingkat kepala desa) yang membawahi lima desa.

Kejayaan

Kesenian dongkrek hanya mengalami masa kejayaan antara 1867 - 1902. Setelah itu, perkembangannya mengalami pasang surut seiring pergantian kondisi politik di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, kesenian dongkrek sempat dilarang oleh pemerintahan Belanda untuk dipertontonkan dan dijadikan pertunjukan kesenian rakyat. Saat masa kejayaan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, kesenian ini dikesankan sebagai kesenian genjer-genjer yang dikembangkan PKI untuk memperdaya masyarakat umum. Sehingga kesenian dongkrek mengalami masa pasang surut akibat imbas politik.

Kegunaan

Konon rakyat desa Mejayan terkena wabah penyakit, ketika siang sakit sore hari meninggal dunia atau pagi sakit malam hari meninggal dunia, dalam kesedihannya, Raden Prawirodipuro sebagai pemimpin rakyat Mejayan mencoba merenungkan metode atau solusi penyelesaian atas wabah penyakit yang menimpa rakyatnya. Renungan, meditasi dan bertapa di wilayah gunung kidul Caruban. Ia mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian yang bisa mengusir balak tersebut.
Dalam cerita tersebut wangsit menggambarkan para punggawa kerajaan roh halus atau pasukan gondoruwo menyerang penduduk mejayan dapat diusir dengan menggiring mereka keluar dari desa mejayan, maka dibuatlah semacam kesenian yang melukiskanfragmentasi pengusiran roh halus yang membawa pagelebuk tersebut.

Komposisi

Komposisi para pemain fragmen satu babak pengusiran roh halus tersebut terdiri dari barisan buto kolo, orang tua sakti dan kedua perempuan tua separuh baya. Para perempuan yang disimbulkan posisi lemah sedang dikepung oleh para pasukan buto kala dan ingin mematikan perempuan tersebut, maka muncullah sesosok lelaki tua dengan tongkatnya mengusir para barisan roh halus tersebut untuk menjauh dari para perempuan tersebut.
Selanjutnya, melalui peperangan yang cukup sengit, pertarungan antar rombongan buto kolo dengan orang tua sakti, dan dimenangkan oleh orang tua tersebut. Pada episode selanjutnya, orang tua tersebut dapat menyelamatkan kedua perempuan dari ancaman para buto kolo tersebut dan rombongan buto kolo itu mengikuti dan patuh terhadap kehendak orang tua sakti tersebut, kemudian orang tua yang didampingi dua perempuan itu menggiring pasukan buto kolo keluar dari desa mejayan sehingga sirnalah pagebluk yang menyerang rakyat desa mejayan selama ini dan tradisi ini menjadi ciri kebudayaan masyarakat caruban, dengan sebutan Dongkrek.


Rabu, 16 November 2011

Let's go Qt ulas kEbudayaan asli INDONESIA terCinta...

Reog PONOROGO

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.


Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.